Cerpen Ramadhan 2015 "Bibu"

Selamat malam pembaca setia blog ini, admin ingin mempublish karya admin sendiri. Ini adalah karya cerpen yang sudah usang, bikinnya juga ngawur, tapi ingin mempublish ulang agar bisa dibaca kembali bagi yang belum baca, saran dan kritik itu wjib jika kalian sudah baca cerpen ini. Mari kita simak

*********************************************************************************
Foto admin blog hahaha
Bila ingin kenal lebih jauh :
7E729F55
*********************************************************************************
Abu-abu menghibur pagi, menampung derajat kegirangan orang orang yang menyapa kemenangan. Lupa memandang awan, hari ini menyisihkan sebagian kebahagian di hari kemenangan. Bara semangat tidak beku meski udara dingin menguasai hari ini.

Gerak bibir manis mereka memudarkan kegelisahanku dan bibi dari gubuk kecil. Puluhan wajah baru sepanjang hari dengan pakaian rapi, mendatangi kami. Mereka adalah orang-orang yang sedang merayakan kemenangan. Berbeda dengan kami yang selalu berteduh di gubuk dengan harapan besar ada seorang yang mau berbagi kemenangan dengan kami.

Mereka berkata “minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir batin, ” sempat bertanya pada sang bibi “itu siapa bi?” Tanyaku lugu, bibi menjawab mereka adalah saudara kita, yang akan membantu kita. Bibi selalu menuliskan kalimat di buku kecil, bibi melakukannya agar aku paham jawaban bibi. Walau seperti bibi tidak pernah mendengarkanku, tetapi, bibi selalu menulis dibuku kecil dengan pensil untuk menjawab setiap pertanyaanku. Bibi tidak pernah mengabaikan pertanyaanku.

Dunia sunyi, memperjelas keadaanku yang sehari hari di kursi berayun. Aku bergerak kala bibi disampingku, menyuapiku dan memandikanku. Kesendirian, membuat rasa penasaran untuk meramaikan perbedaanku diluar sana. Aneh, setiap sore aku makan, dan pagi buta. Aku dibangunkan untuk melahap sedikit jerih payah bibi. Namun, pagi itu bibi memberiku semangkuk ketupat dan ayam. Pagi yang cerah dan tidak biasa dengan banyak orang lalu lalang menghampiri. Karena heran, aku pun bertanya pada bibi.

“kenapa bibi memberikan aku makan pagi hari?” tanya aku. Tak lupa bibi merangkai aksara untuk aku lewat buku kecilnya, sekalipun saya membaca masih terbata.
“ini adalah pintu keluar, pintu keluarnya cahaya dari kegelapanmu, nak”.
Baca versi lengkapnya  Disini

Related Posts:

0 Response to "Cerpen Ramadhan 2015 "Bibu""

Post a Comment