Telatah Kalbu
Oleh Sih WahyunitaPercikan air mengambang di pelataran kulit
Menjelajahi sudut pandang dari gelayut jiwa terpasung
Yang terjerumus dalam belenggu perigi buta
Menyambar rintihan dosa yang bergemuruh
Tatkala bersinar selaras daun-daun toska
Seonggok biji mensucikan butirannya
Semerbak kuncup bunga menebar aromanya
Dalam hempasan suara yang mulai tenggelam
Tapak tangan menghamburkan segelintir legenda
Dengan sepuluh lapisan yang berpendar
Terbang melayang dan jatuh tertimbun
Selaras waktu menggerai untaian lirih para sang hayat
Tapak kaki melimpahkan seberkas jejak alur
Dengan sepuluh lembaran yang berdaras
Terkapar merayap disepuntalan benang kusut
Selembar bulu menggerayang di pelapah pusar
Berkelukur tiap ujung kepak sayap langit
Yang tersekap erat dalam lipatan-lipatan asmara
Menjelma bak telah terisi gemerlap cahaya
Selarap rekahan hampa dan kosong
Layaknya lapar dan dahaga meraung-raung pekat
Dalam segumpal darah yang bercucuran
Telatah kalbu menggugah hal materi
Menampik kecemasan yang tak seimbang
Sebutir lonjong menggerai tajam
Sebongkah koin merampas seisi ruang
Selembar kanvas berbaris sinis
Menampik muslihat yang abadi
Dalam gerangan setangkai hasrat terurai rapi
Menyodorkan somarak cadas yang bergerayangan
Kini seombak samudra menggiring ke tanah suci
Melebur tunggal menjadi satu
Dalam nyanyian-nyanian Arab yang membersit
Lugas tak menampakkan kelukur yang terperanjat
Selengan kerlipan mata merapal kalimat dipadang tandus
Merekah damai bergejolak
Untuk putih yang bermukim dalam telatah kalbu
Syahadat, Sholat, Puasa, Zakat dan Berhaji
0 Response to "Telatah Kalbu"
Post a Comment